Selama proses riset beberapa bulan ke belakang, kami mendapat cerita bahwa tanaman palawija merupakan pangan utama para pendahulu untuk bertahan di masa penjajahan. Misalnya saja, bonggol (batang bawah) pohon pisang. Cara masaknya cukup direbus dan siap untuk dimakan. Ketika kami mencobanya, rasa yang hambar tidak cocok untuk lidah generasi kami yang tumbuh dengan makanan kemasan.
Musti Karasa berarti ‘Harus Terasa’, artinya, terasa sedapnya. Sesuai dengan kultur pangan sejak Orde Baru, di mana industri pangan dimulai secara masif. Acara ini mencoba untuk menjadikan palawija sebagai makanan utama. Ibu-Ibu dari Desa Wates dan Moyo Nutrisi Besar akan mengolah kembali palawija dengan resep baru yang ‘harus terasa’ sedapnya.